5 Tips memilih desain Thermocouple yang tepat untuk industri

Thermocouple Indonesia

Karena thermocouple terdiri dari banyak sekali Tipe dan design, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar kita bisa memilih tipe dan design thermocouple sesuai dengan rentang suhu pengukuran dan attribute thermocouple yang diperlukan. Beragam tipe dan desain thermocouple kami diantaranya adalah:

Type E (95-900°C)

Thermocouple Tipe E cocok untuk digunakan pada suhu hingga 900 °C (1650 °F) dalam ruang hampa, inert, sedikit pengoksidasi atau pereduksi atmosfer. Pada suhu kriogenik, termokopel tidak mengalami korosi. Termokopel ini memiliki keluaran EMF tertinggi per derajat dari semua termokopel yang umum digunakan.

Type J (95-760°C)

Tipe J dapat digunakan, terbuka atau tidak terpapar, di mana ada kekurangan oksigen bebas. Untuk kebersihan dan umur yang lebih lama, disarankan menggunakan tabung pelindung. Karena kawat JP (besi) akan teroksidasi dengan cepat pada suhu di atas 540 °C (1000 °F), disarankan agar kabel pengukur yang lebih besar digunakan untuk mengimbanginya. Suhu pengoperasian maksimum yang direkomendasikan adalah 760 °C (1400 °F).

Type K (95-1260°C)

Karena keandalan dan akurasinya, Tipe K digunakan secara luas pada suhu hingga 1260 °C (2300 °F). Ini adalah praktik yang baik untuk melindungi termokopel jenis ini dengan tabung pelindung logam atau keramik yang sesuai, terutama dalam mengurangi atmosfer. Dalam atmosfer pengoksidasi, seperti tungku listrik, perlindungan tabung tidak selalu diperlukan bila kondisi lain sesuai; namun, dianjurkan untuk kebersihan dan perlindungan mekanis umum. Tipe K umumnya akan bertahan lebih lama dari Tipe J karena kawat JP (besi) cepat teroksidasi, terutama pada suhu yang lebih tinggi.

Type N (650-1260°C)

Paduan thermocouple berbasis nikel ini digunakan terutama pada suhu tinggi hingga 1260 °C (2300 °F). Meskipun bukan pengganti langsung untuk Tipe K, Tipe N memberikan ketahanan yang lebih baik terhadap oksidasi pada suhu tinggi dan masa pakai yang lebih lama dalam aplikasi yang mengandung belerang.

Type T (-200-350°C)

Thermocouple ini dapat digunakan baik dalam atmosfer pengoksidasi atau pereduksi, meskipun untuk umur yang lebih lama, tabung pelindung direkomendasikan. Karena stabilitasnya pada suhu yang lebih rendah, ini adalah termokopel yang unggul untuk berbagai macam aplikasi pada suhu rendah dan kriogenik. Rentang pengoperasian yang direkomendasikan adalah— -200° hingga 350 °C (-330 ° hingga 660 °F), tetapi dapat digunakan hingga -269°C (-452°F) (helium mendidih).

Types S, R and B (870°C – 1700°C)

Suhu pengoperasian maksimum yang direkomendasikan untuk Tipe S atau R adalah 1450 °C (2640 °F); Tipe B direkomendasikan untuk digunakan pada suhu 1700 °C (3100 °F). Thermocouple ini mudah terkontaminasi. Mengurangi atmosfer sangat merusak kalibrasi. Termokopel logam mulia harus selalu dilindungi dengan tabung keramik kedap gas, tabung sekunder alumina dan silikon karbida atau tabung luar logam sesuai kondisi.

Type C (1650-2315°C)

Thermocouple logam tahan api ini dapat digunakan pada suhu hingga 2315 °C (4200 °F). Karena tidak memiliki ketahanan terhadap oksidasi, penggunaannya dibatasi untuk vakum, hidrogen atau atmosfer inert.

 

Hal- hal dibawah ini perlu diingat oleh Anda setiap saat sebagai pertimbangan dalam memilih tipe / desain thermocouple yang tepat untuk industri Anda, antara lain :

 

  1. Tentukan aplikasi di mana Anda akan menggunakan sensor thermocouple

Thermocouple dapat digunakan di seluruh industri dan aplikasi, jadi memilih yang tepat untuk tujuan Anda dimulai dengan mengetahui dengan tepat bagaimana dan di mana Anda ingin menggunakannya

 

  1. Tentukan rentang suhu yang akan terpapar pada thermocouple

Suhu merupakan parameter yang paling pertama dipakai saat memilih Tipe Thermocouple (K, J, E, T, N, R, S, B).

Termokopel tipe K dan N menawarkan rentang suhu yang luas (-200 s/d 1200 Celsius) sehingga menjadi salah satu termokopel yang paling sering digunakan. Namun, jika probe termokopel Anda akan terkena suhu ekstrem, termokopel tipe N lebih stabil pada suhu tinggi.

Ada juga Thermocouple tipe T yang memiliki rentang suhu lebih kecil (max 350 celsius), tapi memiliki akurasi yang lebih tinggi disbanding tipe K dan N. Sehingga biasanya tipe ini dipakai untuk suhu rendah.

Untuk suhu tinggi, ada tipe thermocouple yang terbuat dari logam mulia (Platinum dan Rhodium), tipe  R S B. Tipe ini memiliki akurasi paling tinggi (0.1% accuracy), dan bisa beroperational sampai dengan suhu 1600 celsius. Dikarenakan terbuat dari logam mulai, jenis thermocouple ini menjadi mahal dibanding tipe lainnya. Detailnya dapat dilihat pada table dibawah ini

3. Tentukan seberapa penting waktu respons yang cepat

Ada 3 faktor yang menentukan response time pembacaan dari sebuah thermocouple: Diameter dari thermocouple, Material dari Protection Tube / Sheath nya, dan jenis Junction Thermocouple:

  • Semakin kecil diameter thermocouple, semakin cepat respon pembacaanya. Begitu juga sebaliknya. Ini berhubungan dengan bobot masa thermal nya.
  • Protection Tube dapat terdiri dari berbagai jenis material, seperti terbuat dari Metal, Keramik, dan Polymer. Metal tentunya dengan konduktivitas yang tinggi memberikan response time yang paling cepat.
  • Junction Thermocouple terdiri dari 3 jenis: Grounded, Ungrounded, dan exposed. Dikarenakan reliabilitasnya yang tinggi, hampir semua thermocouple yang dipakai di industry adalah ungrounded, dimana junction dari thermocouple tersebut dilidungi oleh protection tube atau sheath. Namun apabila aplikasi memerlukan response time pembacaan yang tinggi dapat juga memakai junction tipe Grounded atau Exposed. Perlu di note untuk junction yang exposed , tidak bisa dipakai untuk aplikasi dimana adanya media korosif dan lokasi teknan tinggi, karena tidak ada nya protection sheath yang melindungi exposed sheath tersebut.

4. Pertimbangkan bahan kimia, abrasi, atau ketahanan getaran

Agar mendapatkan umur yang optimal, semua junction atau element thermocouple tersebut harus dilindungi oleh protection tube dan sheath (kecuali tipe exposed). Pertimbangan material yang dipakai sebagai protection tube didasari dengan media yang akan diukur oleh thermocouple tersebut.

Misalkan apabila kita mau mengukur suhu zat asam, kita tidak bisa pakai material metal, tetapi harus pakai material polymer. Atau misalakn di tempat yang terkena abrasi tinggi, kita perlu material yang Hardness Tinggi supaya tidak terkikir. Terlampir dibawah table beberapa material paling umum ditemukan pada thermocouple. Kami bagi menjadi 2 tabel berdasarkan metallic vs ceramic:

5. Cara pemasangan atau mounting ke system

Thermocouple dapat dipasang ke system dengan berbagai cara dan design bentuk.

Misalkan untuk tekanan yang tinggi pada system yang mau diukur, thermocouple biasanya dilengkapi dengan flange, supaya bisa menahan tekanan di dalam system. Flange juga terdiri dari berbagai jenis, ada yang full welded untuk tekanan tinggi seperti dibahas diatas, ada juga yang fungsinya hanya untuk menahan thermocouple supaya tidak bergerak, ini biasa nya disebut dengan adjustable flange yang hanya dikecangkan dengan baut dan dapat digeser sesuai kebutuhan lapangan.

PT. Tempsens Asia Jaya menyediakan thermocouple indonesia dan aksesoris thermocouple lainnya secara lengkap. Untuk design custom dari thermocouple yang ada, bisa juga untuk visit website official Tempsens di https://tempsens.co.id/